Third Party Risk: Ancaman Keamanan Data Perusahaan

20 August 2024 Muhammad Iqbal Iskandar

Third Party Risk: Ancaman Keamanan Data Perusahaan

Dunia bisnis yang semakin kompetitif dan bergerak secara global telah mengubah dan memperluas lingkup operasional perusahaan. Kini perusahaan tidak hanya menjalankan operasional bisnis di ekosistem internal, tetapi juga dengan berbagai pihak ketiga atau pihak luar. Pihak ketiga ini dapat berupa vendor, mitra bisnis, atau penyedia layanan. Akses pihak ketiga terhadap data dan sistem perusahaan ini dapat meningkatkan risiko keamanan, yang bisa juga disebut third party risk.

Terlepas dari manfaat yang didapat dari kolaborasi dengan pihak ketiga, ancaman terkait keamanan data dapat meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami bagaimana cara mengelola risiko keamanan dari pihak ketiga ini dengan baik. Perusahaan umumnya melakukan third party risk assessment untuk kemudian menetapkan third party risk management policy. Artikel ini akan membahas third party risk mulai dari definisi, contoh, serta bagaimana cara melindungi data dari pihak luar. Simak artikel ini untuk informasi selengkapnya!

Apa yang Dimaksud dengan Third Party Risk?

Third party, artinya pihak ketiga, di sini merujuk pada entitas di luar organisasi atau perusahaan yang melakukan interaksi atau kolaborasi. Pihak-pihak ini dapat meliputi vendor, penyedia layanan, kontraktor, atau mitra bisnis lainnya yang memiliki akses ke data dan sistem milik perusahaan. Melakukan kerja sama dengan third party adalah langkah bisnis yang umum saat ini, namun perusahaan harus tetap memperhatikan risiko keamanan data di baliknya.

Third party risk merujuk pada potensi risiko keamanan data yang dapat muncul dari hubungan dengan pihak ketiga tersebut. Risiko keamanan ini dapat berasal dari berbagai sumber dan meliputi kebocoran data, pelanggaran keamanan, hingga ketidakpatuhan terhadap regulasi. 

Dampak-dampak negatif ini berpotensi terjadi apabila pihak ketiga tidak dapat menjaga keamanan data dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan sendiri harus memiliki langkah-langkah keamanan yang ekstra sebagai pencegahan apabila hal tersebut terjadi.

Apa Saja Contoh Third Party Risk?

Terdapat berbagai situasi yang berpotensi muncul sebagai risiko keterlibatan pihak ketiga dalam operasional perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh risiko yang paling umum ditemukan:

Kebocoran Data

Kebocoran data dapat terjadi ketika pihak ketiga seperti vendor atau penyedia layanan mengalami pelanggaran data yang menyebabkan bocornya informasi sensitif perusahaan. Terjadinya kebocoran data ini dapat menyebabkan beberapa dampak buruk lainnya bagi perusahaan pemilik data. Untuk itu, perusahaan perlu memiliki langkah pencegahan dan keamanan khusus.

Kegagalan Layanan

Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan bergantung kepada pihak ketiga untuk jenis layanan tertentu seperti logistik atau sistem pembayaran. Terjadinya kegagalan layanan dalam hal ini dapat mengganggu kegiatan operasional bisnis, khususnya dalam konteks layanan pembayaran atau transaksi.

Sanksi Hukum

Pihak ketiga yang tidak mematuhi regulasi dan peraturan industri dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan. Jika vendor tidak mematuhi regulasi tentang perlindungan data, perusahaan dapat berisiko menghadapi sanksi karena bekerja sama dengan vendor tersebut.

Serangan Siber

Kelalaian atau ketidakpatuhan pihak ketiga terkait keamanan data dapat menjadi pintu masuk bagi berbagai serangan siber. Pihak ketiga yang tidak memiliki sistem keamanan yang memadai dapat menjadi celah yang dieksploitasi oleh penyerang untuk mengakses data dan sistem perusahaan.

Mengapa Third Party Risk Management Penting?

Manajemen third party risk adalah strategi penanganan dan pencegahan risiko yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi masalah keamanan akibat pihak ketiga. Hal ini menjadi penting karena beberapa alasan dan faktor. 

Alasan pertama adalah pengelolaan risiko third party dapat membantu perusahaan untuk melindungi data sensitif dari kebocoran dan penyalahgunaan akibat dari kelalaian pihak ketiga. Selain itu, langkah ini juga dapat memastikan bahwa semua mitra atau vendor telah mematuhi standar operasional dan regulasi keamanan yang berlaku.

Keamanan data yang kuat dan  pencegahan risiko yang baik dapat juga membantu perusahaan untuk mencegah berbagai kerugian finansial. Perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko tersebut lebih awal, sehingga kerugian finansial akibat pelanggaran data dapat dikurangi atau dihindari.

Pelanggan juga dapat melihat bahwa perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur yang kuat untuk mengelola risiko keamanan akibat third party. Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan dari pelanggan dan mitra bisnis.

Bagaimana Cara Perusahaan Melindungi Data Agar Tidak Bisa Diakses Pihak Luar?

Untuk dapat melindungi data dari akses tidak sah akibat kelalaian pihak ketiga, perusahaan harus mengambil beberapa langkah strategis yang komprehensif. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diambil oleh perusahaan beserta penjelasannya:

Asumsikan Bahwa Third Party Networks Berpotensi Berbahaya

Langkah pertama adalah memiliki anggapan bahwa jaringan pihak ketiga (third party network) memiliki potensi berbahaya. Hal ini dapat membuat perusahaan menerapkan langkah keamanan ketat untuk melindungi informasi sensitif ketika berinteraksi atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

Sadari Ancaman Keamanan Dapat Berasal dari Luar dan Dalam

Pendekatan holistik diperlukan dalam menerapkan sistem keamanan data. Oleh karena itu, perusahaan serta seluruh pihak di dalamnya harus menyadari bahwa ancaman dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. 

Authentication dan Authorization untuk Setiap Pengguna

Perusahaan harus memastikan bahwa setiap pengguna dan aliran data telah melalui proses authentication dan authorization dengan benar sebelum mengakses data sensitif. Hal ini dapat dilakukan dengan sistem autentikasi multi faktor (multi factor authentication) dan role based access control (RBAC) untuk memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data tertentu.

Dynamic Watermarking

Watermark adalah teknologi yang dapat menandai setiap salinan data secara unik. Dynamic watermarking dapat melindungi dokumen dan mencegah penyebaran informasi atau data penting secara tidak sah.

Continuous Risk Assessment

Penilaian risiko atau risk assessment harus dilakukan oleh perusahaan secara berkala dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan memperbarui kebijakan keamanan sesuai dengan kebutuhan.

Dynamic Access Control

Dynamic access control dapat diterapkan untuk memungkinkan perusahaan mengelola hak akses berdasarkan konteks dan kebutuhan saat itu. Perusahaan kemudian dapat menyesuaikan akses data secara real time tergantung pada situasi dan risiko yang ada.

Dynamic Policy Adoption

Terakhir, perusahaan dapat menerapkan dynamic policy adoption agar lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan situasi yang berubah-ubah. Hal ini dilakukan untuk memastikan perlindungan data yang optimal.

Jangan Biarkan Data Sensitif Perusahaan Anda Bocor! Lindungi dengan Solusi DRM dari Aplikas Servis Pesona!

Perusahaan harus melindungi data sensitif dari ancaman dan risiko keamanan yang ada, termasuk dari pihak ketiga. Oleh karena itu, perusahaan dapat menggunakan teknologi keamanan mutakhir untuk membantu melindungi data secara komprehensif.

Aplikas Servis Pesona merupakan perusahaan IT security yang telah berpengalaman dalam menyediakan solusi keamanan IT terbaik, salah satunya adalah digital rights management (DRM). Solusi DRM dari Aplikas Servis Pesona dapat membantu Anda mengontrol siapa yang dapat melihat, mengakses, atau membagikan informasi dan data Anda.

Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya tentang solusi DRM dari Aplikas Servis Pesona!

Editor: Cardila Ladini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *