5 Serangan yang Sering Digunakan Para Hacktivist
5 Serangan yang Sering Digunakan Para Hacktivist
Fenomena dunia maya yang terus berkembang, telah memberikan panggung baru bagi berbagai bentuk aktivisme. Di tengah pergeseran paradigma komunikasi dan pemberdayaan teknologi, muncullah kelompok yang dikenal sebagai “hacktivist”, yang merupakan gabungan dari kata “hacker” dan “aktivis”.
Artikel ini akan menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan hacktivist, serta mengupas tuntas lima metode yang paling sering digunakan para hacktivist dalam melancarkan aksinya. Dengan demikian, pembaca dapat lebih memahami dinamika di balik gerakan hacktivist dan dampaknya dalam ranah digital serta sosial.
Apa yang Dimaksud dengan Hacktivist?
Hacktivist, yang juga dikenal dengan istilah hacktivism atau Internet activism, adalah individu atau kelompok yang menggunakan keterampilan teknis dalam dunia digital untuk menyuarakan pendapat politik, sosial, atau ideologis mereka. Mereka menggunakan teknik peretasan atau hacking sebagai alat utama untuk menciptakan perubahan atau menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap suatu isu tertentu.
Para hacktivism biasanya memilih target yang dianggap sebagai simbol dari apa yang mereka lawan, seperti situs web pemerintah, perusahaan besar, atau organisasi yang mereka anggap bertanggung jawab atas masalah yang ingin mereka perjuangkan. Meskipun beberapa hacktivism bertindak secara individu, banyak juga yang terorganisir dalam kelompok-kelompok atau jaringan global untuk mengkoordinasikan aksi-aksi mereka.
Apa Perbedaan antara Hacker dan Hacktivist?
Perbedaan antara hacker dan hacktivist terletak pada tujuan dan motivasi di balik aktivitas mereka. Hacker adalah seseorang yang memiliki keterampilan teknis dalam meretas atau mengakses sistem komputer dan jaringan. Umumnya, mereka melakukannya dengan tujuan eksplorasi, penelitian keamanan, atau bahkan kegiatan kriminal seperti pencurian data atau merusak sistem.
Hacker tidak selalu memiliki motif politik atau ideologis tertentu dalam tindakan mereka. Mereka bisa bertindak secara independen atau sebagai bagian dari kelompok-kelompok tertentu. Motivasi mereka cenderung bervariasi dari penasaran, pencarian tantangan, hingga tujuan ekonomi.
Sementara itu, hacktivist adalah seorang hacker yang menggunakan keterampilan teknis mereka untuk tujuan politik, sosial, atau ideologis tertentu. Mereka melakukan serangan siber atau tindakan peretasan komputer sebagai bentuk protes atau perlawanan terhadap institusi atau kebijakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut.
Hacktivist berusaha untuk mempengaruhi perubahan sosial atau politik melalui tindakan-tindakan digital mereka dan seringkali menyuarakan pesan-pesan mereka secara terbuka melalui media sosial atau situs web yang mereka retas. Intinya adalah, hacker cenderung fokus pada kegiatan meretas dan mencari keuntungan pribadi, sedangkan hacktivist menggunakan keterampilan teknis mereka untuk tujuan-tujuan yang lebih besar, seperti perubahan sosial atau politik.
Metode Apa yang Digunakan Para Hacktivist?
Para hacktivism menggunakan berbagai metode untuk mencapai tujuan-tujuan mereka melalui jalur digital. Berikut adalah lima metode yang sering digunakan oleh para hacktivism:
Defacement Website
Ini adalah metode di mana hacktivism mengubah tampilan atau konten suatu situs web dengan pesan atau simbol-simbol yang mendukung tujuan atau pandangan mereka. Tindakan ini bertujuan untuk menarik perhatian publik atau menyampaikan pesan politik atau sosial.
DDoS (Distributed Denial-of-Service)
Serangan DDoS melibatkan pengiriman lalu lintas internet berlebihan ke server suatu situs web, yang menyebabkan server tersebut menjadi tidak responsif atau tidak dapat diakses bagi pengguna yang sah. Hacktivism menggunakan serangan DDoS untuk menonjolkan ketidakpuasan mereka terhadap suatu organisasi atau pemerintah dengan membuat layanan mereka tidak tersedia.
SQL Injection
Metode ini dilakukan dengan menyisipkan kode SQL berbahaya ke dalam input yang diterima oleh aplikasi web. Hal ini dapat memungkinkan hacktivism untuk mengambil alih dan memanipulasi basis data yang mendasari situs web tersebut, termasuk mencuri atau mengubah informasi yang disimpan di dalamnya.
Cross-Site Scripting (XSS)
XSS adalah teknik di mana hacktivism menyisipkan skrip berbahaya ke dalam halaman web yang kemudian dieksekusi oleh pengguna yang mengaksesnya. Serangan XSS dapat digunakan untuk mencuri informasi pengguna, mengendalikan sesi pengguna, atau merusak reputasi situs web target.
Social Engineering
Ini melibatkan manipulasi psikologis terhadap individu atau entitas untuk mendapatkan informasi sensitif atau akses yang tidak sah. Hacktivism dapat menggunakan teknik social engineering untuk meretas akun atau sistem dengan memanipulasi orang untuk memberikan informasi penting atau mengklik tautan berbahaya.
Apa Contoh Hacktivisme?
Dunia pernah menyaksikan berbagai aksi hacktivisme yang menarik perhatian publik. Berikut beberapa contoh aksi hacktivisme yang pernah terjadi di Indonesia:
- Perang Siber dengan Negara Lain: Indonesia beberapa kali terlibat dalam perang siber dengan negara lain, di mana para hacktivist saling melancarkan serangan ke situs web pemerintah atau institusi terkait.
- Protes Harga Paket Data: Pada tahun 2017, situs web Telkomsel diretas oleh kelompok yang tidak dikenal. Mereka mengubah tampilan website (defacement) dan mengeluhkan harga paket data Telkomsel yang dianggap terlalu mahal.
- Pembelaan terhadap PRT Indonesia: Di tahun 2015, hacktivist Indonesia melancarkan serangan ke situs web Robovac, perusahaan alat kebersihan asal Malaysia. Aksi ini dipicu oleh iklan kontroversial Robovac yang dianggap melecehkan pekerja rumah tangga Indonesia.
Kenali Kejahatan Siber dengan Threat Intelligence dari Aplikas Servis Pesona!
Memasuki era digital seperti sekarang ini, ancaman kejahatan siber semakin canggih dan merajalela. Serangan hacktivism, seperti yang dibahas di atas, hanyalah contoh kecil dari berbagai jenis kejahatan siber yang dapat membahayakan individu, perusahaan, dan bahkan negara.
Sebagai langkah dalam melindungi organisasi atau perusahaan Anda dari berbagai ancaman cyber attack, penting untuk memahami teknik pelaku kejahatan siber. Aplikas Servis Pesona, perusahaan IT Security terdepan di Indonesia, menawarkan solusi Threat Intelligence yang dapat membantu Anda mengidentifikasi ancaman secara proaktif.
Aplikas Servis Pesona menawarkan solusi Threat Intelligence yang membantu Anda:
- Memahami lanskap ancaman siber: Dapatkan informasi terkini tentang jenis-jenis serangan, aktor jahat, dan tren terbaru.
- Mendeteksi dan mencegah serangan: Identifikasi potensi kerentanan dalam sistem Anda dan terapkan langkah-langkah preventif.
- Meminimalisir dampak serangan: Lakukan respons yang cepat dan efektif jika terjadi serangan siber.
Jangan biarkan perusahaan Anda rentan terhadap kejahatan siber! Hubungi Aplikas Servis Pesona sekarang melalui email marketing@phintraco.com dan dapatkan solusi cyber security terbaik!
Editor: Cardila Ladini
Leave a Reply