Cross Site Scripting: Ancaman Siber Berbahaya bagi Aplikasi Web

21 May 2024 Muhammad Iqbal Iskandar

Cross Site Scripting: Ancaman Siber Berbahaya bagi Aplikasi Web

Aplikasi web kini menjadi bagian penting dalam kegiatan sehari-hari seperti berbelanja, berjejaring sosial, dan mengakses informasi. Oleh karena itu, kini perusahaan-perusahaan modern telah memanfaatkan aplikasi web untuk menjual produk dan layanan mereka. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, aplikasi web juga memiliki kerentanan keamanan yang dapat dieksploitasi oleh pelaku serangan siber, salah satu caranya adalah cross site scripting atau XSS.

XSS adalah salah satu jenis serangan siber yang patut diwaspadai oleh pemilik dan pengguna aplikasi web. Serangan XSS payload memiliki dampak negatif yang fatal bagi keamanan data pengguna. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang cross site scripting mulai dari definisi, cara kerja, dampak negatifnya, serta bagaimana cara mencegahnya. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya.

Apa itu Cross Site Scripting?

Cross site scripting adalah salah satu jenis serangan siber yang dilakukan dengan menyuntikkan kode JavaScript berbahaya ke dalam halaman web yang sah. Kode tersebut umumnya digunakan untuk menyisipkan dan menyebarkan malware ke perangkat pengguna. Perangkat pengguna yang kemudian mengeksekusi kode tersebut akan terinfeksi oleh malware.

Pelaku XSS dapat mencuri berbagai data penting seperti data login, informasi keuangan seperti kartu kredit, hingga data pribadi lainnya yang dimasukkan oleh pengguna ke situs web. 

Pelaku serangan siber menggunakan situs web sebagai sarana untuk memasukkan kode berbahaya dan malware ke perangkat milik pengguna. Serangan ini merupakan jenis serangan yang ditujukan untuk pengguna atau pengunjung situs web, bukan untuk aplikasi web itu sendiri. 

Apa Bedanya XSS dengan CSRF?

Meskipun sama-sama bersifat cross site, XSS memiliki sejumlah perbedaan mendasar dengan CSRF. CSRF atau cross site request forgery juga merupakan jenis serangan siber yang memaksa pengguna untuk mengeksekusi aksi yang tidak diinginkan secara tidak sah di aplikasi web.

Salah satu perbedaan mendasar di antara keduanya adalah basis yang digunakan. XSS merupakan serangan yang berbasis JavaScript sedangkan CSRF merupakan serangan yang berbasis HTTP.

Perbedaan lainnya terletak pada arah serangannya. XSS merupakan serangan dua arah, yaitu pelaku dapat mengeksekusi kode berbahaya, menerima respons dan meneruskan ke tujuan yang diinginkan. Sementara CSRF hanya serangan satu arah yang memungkinkan pelaku hanya meningkatkan permintaan HTTP yang rusak.

Berdasarkan jangkauan XSS juga memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan CSRF. Jangkauan CSRF hanya mengarah ke situs atau aplikasi web yang rusak atau telah mengklik tautan berbahaya. 

XSS juga dapat menyimpan kode berbahaya tersebut di situs atau aplikasi web yang ditargetkan, sementara CSRF menyimpan kode tersebut di situs pihak ketiga.

Bagaimana Cross Site Scripting Attack Bisa Terjadi?

XSS merupakan jenis serangan siber yang menggunakan kode berbahaya. Pelaku serangan akan merancang lalu menyisipkan kode tersebut ke dalam input pengguna di aplikasi web.

Penyerang umumnya akan mengidentifikasi celah-celah keamanan yang ada pada situs atau aplikasi web. Celah tersebut dapat berupa formulir input yang tidak tervalidasi atau URL yang rentan dimanipulasi.

Setelah itu, pelaku akan menyisipkan kode skrip berbahaya ke dalam input pengguna, dalam hal ini, XSS menggunakan basis kode JavaScript. Kode ini akan disisipkan ke formulir login, URL, dan JavaScript dalam aplikasi web.

Ketika pengguna membuka aplikasi web yang telah terkontaminasi, kode berbahaya yang telah disisipkan kemudian akan dieksekusi di browser mereka. Hal tersebut bisa terjadi karena browser menganggap kode berbahaya tersebut sah dan berasal dari situs atau aplikasi web yang digunakan.

Apakah XSS Cross Site Scripting Berbahaya?

Selayaknya serangan siber pada umumnya, cross site scripting memiliki dampak negatif yang signifikan bagi korban. Oleh karena itu XSS dapat dikategorikan sebagai serangan siber yang berbahaya. Berikut adalah dampak negatif dari XSS:

Penyebaran Malware

Pelaku serangan siber dapat menyebarkan dan menyisipkan malware berbahaya ke perangkat pengguna lewat serangan XSS. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan data, penyalahgunaan identitas, dan lain sebagainya.

Pencurian Data Sensitif

XSS juga dapat menjadi alat bagi pelaku serangan siber untuk mencuri data sensitif seperti kredensial login, informasi keuangan seperti kartu kredit, dan data pribadi lainnya. Data berharga tersebut dapat disalahgunakan.

Gangguan Operasional

Serangan XSS dapat menyebabkan gangguan operasional seperti pengambilalihan situs dan aplikasi web. Hal tersebut dapat mengakibatkan downtime, menurunnya konversi penjualan, hingga tuntutan hukum.

Kerugian Finansial

Kehilangan dan kerusakan data penting seperti kredensial dan informasi keuangan tentu dapat berakibat fatal pada kondisi finansial pengguna baik individu maupun perusahaan.

Pelanggaran Privasi

Pencurian data pribadi lewat serangan XSS adalah sebuah pelanggaran privasi yang sangat serius. Pada konteks perusahaan, data pelanggan yang tercuri akan memicu kecemasan dan hilangnya kepercayaan pelanggan pada perusahaan

Bagaimana Cara Mencegah Cross Site Scripting?

Dampak negatif yang fatal dan berbahaya dari serangan cross site scripting membuat perusahaan harus melakukan pencegahan dan antisipasi ekstra untuk mengatasi serangan tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengantisipasi dan mengatasi serangan XSS:

Tingkatkan Kesadaran Keamanan

Langkah pertama yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan kesadaran keamanan kepada karyawan khususnya tim pengembang web dan staf IT. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan keamanan web kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran akan bahayanya serangan siber tersebut. 

Memastikan Validasi Input Pengguna

Langkah berikutnya dari segi teknis untuk mencegah XSS adalah dengan memastikan validasi input pengguna baik itu formulir, URL, atau JavaScript. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan filter input yang tepat.

Menggunakan Output Encoding

Cara berikutnya adalah dengan mengimplementasikan output encoding seperti HTML entity encoding atau URL encoding. Selain itu hindari juga untuk menunjukkan data mentah dari database tanpa encoding yang tepat.

Perbarui Perangkat Lunak Secara Rutin

Perusahaan juga perlu melakukan pembaruan perangkat lunak secara berkala. Hal ini diperlukan agar patch keamanan aplikasi web tetap berada di versi terbaru.

Identifikasi Celah Keamanan dan Potensi Serangan

Implementasi alat keamanan yang bisa melakukan pemindaian dan pendeteksian dini terhadap celah keamanan dan potensi serangan juga merupakan langkah pencegahan yang tepat. 

Membersihkan Aplikasi Web

Jika serangan cross site scripting sudah terlanjur terjadi, hal yang harus dilakukan adalah membersihkan situs atau aplikasi web. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan cara menghapus kode berbahaya yang disisipkan penyerang dengan segera. Setelah itu, perusahaan perlu memperbaiki celah keamanan yang dieksploitasi dan menerapkan patch keamanan terbaru.

Cegah Serangan XSS dengan Solusi Threat Intelligence dari Aplikas Servis Pesona

Cross site scripting atau XSS merupakan jenis serangan siber yang dapat mengancam keselamatan informasi dan data pengguna aplikasi web. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menjamin keamanan informasi dan data pengguna dengan mengantisipasi dan mencegah serangan siber seperti XSS.

Aplikas Servis Pesona adalah perusahaan yang bergerak di bidang IT Security dan dapat membantu Anda untuk mendeteksi potensi serangan XSS dengan solusi threat intelligence. Solusi threat intelligence dapat membantu Anda untuk meningkatkan lapisan keamanan sistem dan aplikasi web.

Hubungi email marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya tentang threat intelligence dari Aplikas Servis Pesona.

Editor: Cardila Ladini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *